Iklan Utama

Jumat, 19 September 2008

Review Hotel Ambacang, Padang

Saya tinggal di Hotel ini tanggal 13 September 2008. Saya mendapat kamar nomor 329. Lokasi menjadi pilihan utama karena sangat strategis. Berbelakangan dengan Pangeran City dan tak jauh dengan Inna Muara. Ke Restaurant Pagi Sore atau es duren Ganti Nan Lamo pun tinggal jalan kaki saja.

Begitu datang disambut oleh Bell Boy yang kostumnya menarik. Dengan topi bundar dan sepatu boot tinggi, dilihat sepintas mirip seragam kompeni Belanda di film-film jaman dulu.

Saya dapat seharga 369rb dari bobobobo.com. Kamarnya bagus, interiornya baru dan minimalis. Lantainya dari parket kayu. Saat saya berada dalam kamar, terasa sangat nyaman.

Berbeda dengan hotel lain pada umumnya, yang begitu kita masuk sebelah kita langsung toilet. Di Ambacang ini toiletnya ada di paling belakang. Tapi tanpa bathtub. Ruangannya besar, mungkin bisa tambah 2 extra bed lagi.

Saluran nomor 1 di TV diputar vcd lagu-lagu Padang dengan pemandangan alam Sumatra Barat, hal ini buat saya sangat terpuji dan mendukung pariwisata Indonesia. Seharusnya hal ini dilakukan di seluruh hotel di Indonesia.

Makan paginya ada egg-corner. Untuk rasa dan variasinya sih standard saja menurut saya. Restaurantnya terkesan terang karena langit2nya tinggi dan sepanjang dinding, kira-kira satu meter dari atas, diberi kaca yang langsung menghadap ke jalan. Jadi terlihat apakah diluar sedang mendung, terang atau hujan.

Setelah jam 12 siang, fungsi magnetik card otomatis mati, jadi apabila ingin minta late check-out harus ke Receptionist lagi.

Secara Over-all, hotel ini very recommended.

Tidak ada komentar: