Iklan Utama

Kamis, 18 September 2008

Humus dulu, baru cous cous

Sobat js-er,
Bersyukur pekan pertama Ramadhan ini , ada undangan buka puasaprasmanan di gran melia.
Hidangan buka cukup lengkap, dari masakan Barat,Maghribi sampai Jepang tersedia. Setelah memetakansejank menu yang tersedia, pilihan tertuju pada couscousdengan daging kambing/domba.
Terus terang, pernah dengar namanya tapi baru kali itumencicipi langsung salah satu makanan pokok pendudukmaghribi (Afrika Utara). Tampilan visual seperti kebuli, tapibukan nasi yang digunakan melainkan gandum yang dihaluskandan dibentuk seperti bulatan/pelet kecil.Beberapa sumber bacaan menyebut umumnya couscousdibuat dari gandum semolina, tapi di papan nama menu tertulis bulguryang umumnya dibuat dari gandum durum. Konon untukmemasak couscous dalam kiskis (dandangnya cous cous),mengukusnya dilakukan beberapa kali.
Sayang, ketika mencicipi couscous, ekspektasi rasa yang sayabayangkan sepertinya terlalu tinggi. Maklum belum ada referensisejenis...Yang ada di kepala adalah nasi kebuli atau mandi
Terlintas rasa gurih yang tipis dari couscous, bahkan sangat tipiskalau tidak mau disebut anyep. Dagingnya empuk tapi rasajuga sekedar semilir lewat..Sempat melirik kawan sebelah yangambil couscous, ternyata beliau juga manambahkan garam dipiringnya...Dugaan pertama, mungkin inilahrasa standar couscous atau dugaan kedua sang chef juga puasajadi bumbunya cenderung minimalis...:)
setelah selesai dengan couscous, ternyata tersedia pula humus.Kacang putih yang ditumbuk halus ditambah dengan minyak wijen.Varian lain bisa dnegan minyak zaitun plus bawang putih.Sebagai teman roti mirip nan yang tersedia di dekatnya,rasanya tidak mengecewakan. Lidah dan otak saya sepakatmengkategorikan sebagai hidangan yang sedap.
Biasanya humus yang dimakan dengan roti mirip nanadalah hidangan pembuka, tapi tak apalah kali ini dimakansetelah hidangan utama..:)
salam,-sh-

Tidak ada komentar: