Iklan Utama

Rabu, 15 Oktober 2008

NASI CAMPUR AYAM WARUNG SHANTI, BANJAR TEGES – GIANYAR

NASI CAMPUR AYAM WARUNG SHANTI, BANJAR TEGES – GIANYAR

Banjar Teges, Pusat Hidangan Boga Sematra, Jl. Ngurah Rai Gianyar,
depan Pasar Gianyar deket Alun-alun

Anda bisa bilang hati saya tertambat, kepincut atau bahkan kena
pelet, entah mengapa walau tidak niat pun, setiap lewat Kota Gianyar,
saya selalu berhenti di Banjar Teges untuk makan atau mbungkus nasi
ayam campur di Pusat Hidangan Boga Sematra, khususnya Nasi Ayamnya
warung Shanti. Pagi itu OTW ke Bangli pun saya menyempatkan diri
sarapan di Banjar Teges. Berhubung masih pagi sekitar jam 8, lauk
pauknay masih kumplit banget di Warung Shanti, termasuk Sate Serepeh
yang udah beberapa kali keabisan setiap kesini. Jaje Bali (Jajan
Pasar ala Bali) nya pun masih kumplit banget, dari Pisang Rai, Wajik,
Klepon sampai semacam dadar dari kelapa dan tepung sagu.

Saya pesen Nasi Campur Ayam kumplit, lengkap dengan Sate Serepehnya.
Komposisinya adalah Nasi dengan jukut kalas atau urab kacang panjang
pendek (kacang panjangnya diiris2 jadi pendek hehe), lalu ada tum
ayam, "pepesan" ayam ala bali dengan bumbunya yang sangat fragrant,
lalu ada taburan srundeng, perkedel rempah (dari kelapa parut),
kriuk2 dari usus dan kulit ayam goreng, suwiran2 gurih ayam betutu,
separuh telur pedas, setusuk sate serepeh plus dua macam sambal,
sambal matah dan sere tabia (sambel terasi ulek).

Lauk2 lainnya yang bisa dipilih pagi itu adalah Ayam dan Jerohan
Masak Merah, Jerohan Ayam dan Saren goreng, mie goreng, kering tempe,
ayam betutu goreng dan lain-lain. Kembali ke Nasi Campur saya,
pertama2 saya coba Sate Serepehnya, sate ini menggunakan daging sapi
dengan bumbu base yang cukup kenceng, tarikannya spicy(berempah) dan
sedikit pedas, bumbu kentalnya menginfuse nasi saya dengan aroma dan
warnanya yang khas.

Tum ayam adalah makanan sejenis gadon dengan bumbu ala Bali yang
lebih berempah, Tum selalu dibungkus dengan daun pisang dan
dimatangkan dengan cara dikukus. Tum Ayam saya sangat enak, dengan
bumbu yang lebih light dari masakan bali konvensional tapi tetap
bercirikan Bali dengan aroma2 sereh, kencur dan laos.

Ayam Betutu di Warung Shanti ini juga boleh punya, sedikit dibawah
Ayam/Bebek betutunya Banjar Teruna Ubud yang saya beri gelar sebagai
the ultimate Betutu. Ayam kampung yang empuk dan berserat khas
terinfuse base besiap yang sedep banget, bumbu halus berwarna
kekuningan menyalut suwiran2 besar ayam betutu di piring saya, enak
banget.

Dua sambal yang memenuhi piring saya yaitu sambal matah dan sere
tabia sangat2 enak dan pedas, sambal matah menyumbangkan pedas yang
aromatic dari irisan sereh, bawang merah, cabe, sedikit terasi dan
guyuran minyak jelantah panas, sedangkan sere tabia menyumbangkan
tamparan pedas yang Spartan dengan dominasi cabe dan terasi yang
tanpa tedeng aling-aling.

Setelah terpapar pedasnya Nasi Ayam disini, paling pas adalah makan
Jajan Balinya, saya pilih Pisang Rai, pisang manis yang dikuksu
kemudian ditaburi kelapa parut, legit banget. Wajik ala Bali dan
semacam jenang grendul (tapi kering) juga layak dicoba. Jajan lainnya
ada klepon dan aneka dadar.

Tak lupa sebelum pulang saya ngebungkus satu untuk makan siang nanti,
secara di Bangli pasti nggak bisa kemana2 pas meeting, dan sudah
kebayang Nasi Kotak yang akan menjadi jatah Maksi saya, ya milih Nasi
Ayam ini dong.

Kerusakan: Nasi Ayam Campur 9K, Jajan Bali 1K, VERDICT: SANGAT
DIREKOMENDASIKAN 

Tidak ada komentar: